BAPAK IBU GURU YANG INGIN MENCARI DATA NOMER REGISTRASI GURU DISINI CARA MELIHAT DATA NOMER REGISTRASI GURU

Tuesday, March 11, 2014

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN FIQIH GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI KELAS X F MAN

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar.

PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualtias sumber daya manusianya.
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas atau lebih dikenal dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilisator yang berperan dalam keberhasilan seorang siswa, sehingga guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

Peranan lingkungan dan keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa disamping guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam hal menumbuhkembangkan minat siswa untuk meraih prestasi dalam bidang pelajaran tertentu termasuk matematika. Untuk itu seorang guru perlu mencari strategi alternatif dalam menumbuhkan minat siswa agar mau belajar dengan gembira (tanpa merasa dipaksa), sehingga dapat menimbulkan percaya diri pada siswa, yang pada akhirnya mereka dapat mengembangkan kemampuan yang telah ada tanpa mereka sadari. Tampaknya menggali kemampuan siswa dengan cara menumbuhkembangkan kemampuan yang telah ada belum pernah dilakukan oleh guru SDN Plalangan 03, sehingga pendidikan itu terkesan memaksa dan menjemukan. Lebih-lebih siswa tumbuh pada lingkungan dan keluarga yang kurang memahami pentingnya pendidikan. Orang tua tidak mengerti, lingkungan tidak mendukung, di sekolah merasa dipaksa mengerjakan hal-hal yang tidak bisa dan berakhir dengan pengambilan keputusan untuk berhenti sekolah. Seperti halnya siswa SDN Plalangan 03, Kecamatan Kalisat, Jember. Anak-anak usia sekolah di Plalangan banyak yang putus sekolah. Mereka putus sekolah mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi, lingkungan, atau mungkin saja akibat strategi pembelajaran di kelas kurang menarik dan tidak dapat membuat siswa merasa gembira datang ke kelas. Sekolah Dasar (SD) memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Keberhasilan siswa di SD sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya di sekolah lanjutan. Menurut informasi dari guru SDN Plalangan 03 Kalisat diperoleh bahwa rata-rata prestasi belajar matematika siswa kelas V selalu di bawah enam. Dalam proses pembelajarannya, guru berupaya memberikan penjelasan materi secara lengkap. 

“PENINGKATAN KEBIASAAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK”

Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMKN 3 Jakarta, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 15% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu. 1. Judul PTK ini adalah “ Meningkatkan kebiasaan sholat lima waktu melalui pemberian motivasi multi aspek” Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya, 2. Permasalahan kurangnya kesadaran siswa untuk membiasakan sholat lima waktu. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15 % yang sudah melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi.

MENINGKATKAN PANGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dan globalisasi yang semakin merambah ke desa-desa. Kondisi peserta didik yang belum bisa menyesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan ini menjadi penyebab terganggunya proses belajar mengajar. Peserta didik lebih banyak melihat permainan tekhnologi daripada belajar. Apalagi dari orang tua yang kurang memperhatikan karena bekerja sampai larut, dituntut kebutuhan yang semakin meningkat, serta ketidaktahuan orang tua dalam materi pembelajaran yang selalu berganti.

PENINGKATAN PRESTASI SISWA MELALUI PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN

Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya, maka pada pembelajaran IPS setiap jenjang pendidikan, kita harus melakukan pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada tingkat masing-masing. Sebagaimanam Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius ruang lingkup pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid SD tersebut”. Menyimak dari pernyataan di atas bahwa ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu segala gejala dan masalah serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber kepada masyarakat, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS.
Oleh karena itu Nursid (1994: 13) selanjutnya mengatakan bahwa: “Pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan”.

PENGARUH MEDIA KEPUSTAKAAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MI

Perpustakaan sangat penting untuk dimiliki oleh setiap sekolah maupun lembaga pendidikan perguruan tinggi. Melalui membaca diharapkan para siswa atau mahasiswa dapat bertambah pengetahuan serta pengalamannya. Karena di dalam perpustakaan tersedia bermacam – macam koleksi buku – buku, majalah maupun surat kabar yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai media pendidikan.
Dengan uraian diatas jelas bahwa dengan adanya perpustakaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya, supaya dapat tercapai tujuan pendidikan yang baik. Agar tercapai tujuan pendidikan, maka perlu adanya dorongan dari para guru supaya siswa gemar membaca, sebab dengan melalui membaca akan dapat mengetahui banyak hal yang belum diketahui. Dengan membaca surat kabar maupun majalah, serta buku – buku yang lain dapat kita peroleh kesan dan pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata atau bahasan tulis. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka perlu diperhatikan atau perlu adanya suatu dorongan supaya siswa mau mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT – SIFAT BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER DAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR PADA KELAS V

Perkembangan Iptek ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) yang semakin maju berbagai permasalahan banyak yang muncul. Di sinilah guru sebagai ujung tombak pendidikan. Strategi pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan guru. Bagaimana mengembangkan pembelajaran Matematika di sekolah dasar yang benar – benar mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Mampukah guru mewujudkan pelajaran matematika sebagai pelajaran yang tidak menakutkan tetapi menyenangkan bagi siswa. Guru memerlukan sarana dan prasarana yang konkrit bagaimana sebaiknya mengelola kegiatan belajar mengajar Matematika agar bermakna.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa ” Mengalami ” apa yang dipelajari, bukan ” Mengetahui ” apa yang dipelajari.Telah terbukti pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi berhasil berkompetesi ” Mengingat ” jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam jangka panjang.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEBAHASA JAWA SISWA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING).

Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak terlepas dari berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, manusia memerlukan sarana dalam mengungkapkan ide, gagasan, maksud, isi pikiran, perasaan, dan sebagainya. Sarana utama dalam memenuhi keperluan-keperluan tersebut adalah bahasa. Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa merupakan alat komunikasi utama dalam berinteraksi.
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang masih eksis sampai saat ini. Bahasa Jawa adalah budaya warisan luhur yang sudah berumur lebih dari 12 abad. Bahasa Jawa bukan hanya sebagai kebanggaan orang Jawa saja, tetapi juga merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Banyak sumbangsih bahasa Jawa dalam pembentukan nilai-nilai luhur budaya nasional.
Bahasa Jawa merupakan bahasa tertua di Indonesia. Pemakai bahasa Jawa meliputi keseluruhan Jawa Tengah, Jawa Timur (kecuali Madura), sebagian Jawa Barat, dan orang Jawa lainnya yang bermukim di luar pulau Jawa dan di luar negeri. Pengguna bahasa Jawa hingga saat ini diperkirakan berjumlah 60 juta orang.

MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION UNTUK MEMPERBAIKI HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B SMP

Peserta belajar dengan kemampuan yang bervariasi sering dijumpai pada suatu proses pembelajaran. Kemampuan yang bervariasi dapat berupa perbedaan kesanggupan, keterampilan, intelegensi, potensi dan pengetahuan awal dalam mengikuti proses belajar. Kemampuan peserta yang bervariasi pada suatu pembelajaran dapat ditunjukkan oleh hasil belajar yang bervariasi.
Pada pembelajaran bidang studi matematika, siswa dengan kemampuan mengikuti proses pembelajaran yang bervariasi, secara logis dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, yaitu variasi akan berkelanjutan dengan perbedaan kemampuan antar siswa dapat semakin besar . Hal ini utamanya disebabkan oleh materi awal pada matematika, berkaitan erat dengan materi selanjutnya. ( Herman Hudoyo :1988, 12), mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika itu tersusun secara berhierarki. Konsep baru dapat terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya. Contoh yang jelas dan sederhana adalah dalam memahami operasi penjumlahan, perkalian, dan eksponen. Perkalian dapat dipahami jika sebelumnya memahami penjumlahan. Selanjutnya eksponen dapat dipahami jika sebelumnya memahami perkalian. Jika siswa sudah berbeda kemampuannya dalam memahami penjumlahan, maka cenderung hasil pemahaman terhadap perkalian juga akan berbeda. Oleh sebab itu, pembelajar matematika yang tidak mengendalikan variasi kemampuan siswa, cenderung secara berkelanjutan akan menghasilkan siswa dengan hasil belajar yang bervariasi. Bahkan proses pembelajaran secara kontinu seperti ini dapat lebih memperlebar variasi hasil belajar.

PENINGKATAN KEBIASAAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI

Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SDN Sumberlesung 02, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 15% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Rohis. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu.
1. Judul PTK ini adalah “ Meningkatkan kebiasaan sholat lima waktu melalui pemberian motivasi multi aspek” Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya,

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATERI PELAJARAN AGAMA ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIF LEARNING DAN METODE DISKUSI

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi penting dalam pelaksanaan pendidikan formal terutama yang berbasis umum. Hal tersebut dikarenakan materi pendidikan Agama Islam merupakan satu-satunya wahana untuk memberikan pengetahuan keagamaan, jika peserta didik tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius selain disekolah, maka guru memegang peranan penting dalam mengelola dan mengambil tindakan bagaimana dan seberapa jauh tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pendidikan Agama Islam. Kegiatan belajar mengajar yang dapat melahirkan interaksi-interaksi antar potensi yang ada dalam diri peserta didik merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal diantaranya bagaimana guru dengan segenap pengalaman dan pengetahuannya mampu mengelola dengan menggunakan metodelogi yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik
Dalam mencapai tujuan dari pada instrumen itu adalah metode dalam mengajar. Banyak metode yang bisa digunakan dalam pengajaran sehingga seorang guru harus selektif dalam memilih dan menggunakan metodepembelajaran. Dalam pembentukan akhlaq peserta didik maka pembelajaranagama islam memegang peranan yang sangat penting. Mengingat dalam agama islam sudah tercantum tata cara berakhlaq, hukum agama islam, hukum ibadah dan lain sebagainya.

MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK, SISWA DIAJAK UNTUK BERBICARA DALAM KONTEKS DAN SITUASI TUTUR YANG NYATA DENGAN MENERAPKAN PRINSIP PEMAKAIAN BAHASA SECARA KOMPREHENSIF

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara.
Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis.
Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang berbicara. Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa Kelas V MI Perwanida, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus. Yang lebih memprihatinkan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca, dan menulis oleh guru (Depdiknas 2004:9).

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS BERBENTUK PROCEDURE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI KELAS IX A SMP

Penguasan materi pelajaran Bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: kosa tata, tata bahasa dan pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan. Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, Writing (menulis) merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa tentang mengungkapkan makna dalam langkah retorika dalam essai pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure pada semester 2 sebanyak 60% siswa masih berada di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Permasalahan tersebut sangat menarik perhatian penulis untuk mencoba memaparkan topik analisa terhadap kemampuan siswa menulis teks berbentuk posedur melalui model pembelajaran make a match.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas IX A SMP Pasundan Banjar dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan melalui MGMP program BERMUTU yang pada pelaksanaannya peneliti sebagai Guru Model berkolaborasi dengan 5 orang guru Bahasa Inggris yang tergabung dalam kelompok guru yang mengajar di kelas IX. Waktu pelaksanaan pada Bulan Februari sampai dengan Maret 2010 atau pada semester 2.

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR BAHASA SUNDA SISWA KELAS X MA

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi yang optimal dapat tercapai jika guru mampu siswa dan sarana pengajaran serta mengedalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha pengorganisasian lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajar yang menimbulkan proses belajar (Uzer Usman, 1988:6).
Dari kutipan di atas mengandung makna bahwa gurulah yang mengatur mengawasi dan mengelola kelas agar tercapainya proses belajar mengajar yang berarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Syarifudin Nurdin bahwa guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran (Syarifudin Nurdin, 2002:1).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SDN

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan. Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus.
Proses belajar mengajar di SD Negeri Slateng 02, khususnya siswa kelas VIdalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai. Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri.
Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD Negeri Slateng 02 mencapai 75% lebih. Sebagai gambaran antara lain; mereka membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa yang merani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani tampil karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang baik dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES “

Kualitas kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan suatu negara. Upaya untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan mutlak diperlukan.
Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk menguasai bahan ajar maupun strategi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan saat proses belajar mengajar menentukan pengembangan kompetensi seorang siswa. Guru dapat berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa agar kompetensinya dapat berkembang secara maksimal.
Berdasarkan pengamatan pada umumnya kegiatan PBM ( Proses Belajar Mengajar ) belum berorientasi pada siswa sebagai subyek belajar melainkan masih berpusat pada guru atau ( Teacher Centered ) . Akibatnya siswa sulit dalam belajar dan prestasi belajarnya relatif rendah, khususnya nilai ujian Praktek .

PENERAPAN METODE DISKUSI DAN BERCERITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DENGAN POKOK BAHASAN MEMAHAMI SEJARAH, KENAMPAKAN ALAM DAN KEAGAMAAN SUKU BANGSA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Mengenal keadaan negeri sendiri adalah lebih penting sebelum mengenal keadaan negeri orang lain. Itulah salah satu pentingnya pelajaran IPS di sekolah dasar. Keadaan negeri Indonesia, baik alam maupun sosio budayanya, haruslah dipahami oleh para siswa kelas IV SD Negeri Srimukti Kec. Subang.
Dalam materi Memahami Sejarah, Kenampakan Alam dan Keagamaan Suku Bangsa siswa diharapkan dapat mengenal provinsi-provinsi di Indonesia berikut berkembangannya. Di sinilah timbul permasalah, dimana banyak siswa kelas IV SD Negeri Srimukti Kec. Subang mengalami kesulitan dalam menyebutkan perkembangan provinsi-provinsi di Indonesia. Itulah sebabnya guru harus mencari solusi yang tepat sehingga mampu mengajarkan materi kepada anak didik dan dimengerti oleh anak didik dengan baik.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984 : 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Dalam upaya untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa bertumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.

PENERAPAN PENDEKATAN CBSA PADA MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KREATIFITAS SISWA KELAS I SDN

Sejak dulu selalu dibicarakan masalah cara mengajar guru di kelas. Cara mengajar dipakainya dengan istilah metode mengajar. Metode diartikan cara. Jika diperhatikan berbagai metode yang dikenal dalam dunia pendidikan atau pembelajaran dan jumlahnya makin mengembang, maka dipertanyakan apakah metode itu. Ada beberapa jawaban untuk itu di antaranya, “Cara-cara penyajian bahan pembelajaran”. Dalam bahasa Inggris disebut “method”. Dalam kata metode tercakup beberapa faktor seperti, penentuan urutan bahan, penentuan tingkat kesukaran bahan, dan suatu sistem tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Di samping istilah metode yang diartikan sebuah “cara” ; bahkan ada yang menggunakan istilah “model”.
Pada umumnya metode lebih cenderung disebut sebuah pendekatan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata “approach” yang dimaksudnya juga “pendekatan”. Di dalam kata pendekatan ada unsur psikhis seperti halnya yang ada pada proses belajar mengajar. Semua guru profesional dituntut terampil mengajar tidak semata-mata hanya menyajikan materi ajar. lapun dituntut memiliki pendekatan mengajar sesuai dengan tujuan instruksional. Menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan agar dengan cara demikian pembelajar akan benar-benar memahami apa yang akan diajarkan. Piaget dan Chomsky berbeda pendapat dalam hal hakikat manusia. Piaget memandang anak-akalnya-sebagai agen yang aktif dan konstruktif yang secara perlahan-lahan maju dalam kegiatan usaha sendiri yang terus-menerus. Keduanya tidak menyukai pendekatan-pendekatan psikologis yang lebih awal. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menuntut keterlibatan mental siswa terhadap bahan yang dipelajari. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehmgga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip.

APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII B

Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar.

Monday, March 10, 2014

“MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP MATA PELAJARAN FIQIH DI KELAS VII D,E MTSN

Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa dalam hal jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, temapat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang sudah modern. Mereka akan merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa.
Karena itu maka manusia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan hanya cara mereka mengabdi dan mendekatkan diri kepada Tuhan itu berbeda-beda sesuai dengan agama yang dianutnya. Itulah sebabnya, bagi orang-orang Muslim diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam, agar manusia dapat mengarah kepada fitrah mereka tersebut kearah yang benar, sehingga mereka akan dapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam. Tanpa adan ya Pendidikana Agama dari satu generasi berikutnya, maka orang akan semakin jauh Agama yang benar.

IMPLEMENTASI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE DALAM PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADITS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI AL QUR’AN DAN HADITS

Belajar adalah suatu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup khususnya bagi kelangsungan hidup umat manusia. Ajaran agama selalu menyuruh umatnya untuk selalu belajar, walaupun perintah belajar tersebut tidak secara langsung tersurat dalam ayat.
Aktivitas belajar selalu terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya mencari ilmu. Dalam proses pencarian ilmu, tentunya maing-masing individu memiliki kecerdasan masing-masing yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Perbedaan karakteristik masing-masing individu tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah faktor genetik dan lingkungan. Banyak orang yang berpendapat bahwa kecerdasan seseorang itu hanya tergantung pada kecerdasan IQ saja, tetapi belakangan ini muncul teori KM (Kecerdasan Majemuk), teori ini mengemukakan bahwa dalam diri manusia terdapat delapan macam kecerdasan, dari kedelapan macam kecerdasan tersebut akan berkembang salah satu atau hanya beberapa macam kecerdasan saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan kecerdasan tersebut akan berkembang semuanya, sehingga apabila berkembang semuanya akan menjadi seorang manusia yang memiliki berbagai macam kecerdasan seperti filosof Jerman.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF PADA SISWA KELAS III MELALUI PERMAINAN KARTU

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar calistung (baca tulis hitung), pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa yang sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Terkait dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca tulis” maka peranan pengajaran Bahasa Indonesia di SD menjadi sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya pada tahap keberwacanan (di kelas I dan kelas II) tetapi juga pada tercapainya kemahiran wacanan (di kelas-kelas tinggi atau kelas III sampai kelas VI SD).
Hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi, oleh sebab itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis (Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas II, 1994:20).
Belajar Bahasa Indonesia siswa harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) yang mempunyai peran penting adalah aspek keterampilan menulis (Zuchdi, 1997:100). Sedangkan menurut Ary (2004) kegiatan berbahasa tersulit adalah menulis. Sebab, menulis ini tidak hanya melibatkan representasi grafis pembicaraan, tetapi juga pengembangan dan presentasi pemikiran secara terstruktur.

PENGGUNAAN SELINGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 2

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung dimana guru menyampaikan materi mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan monoton yang pastinya akan membuat siswa menjadi jenuh dan tidak berminat mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “ApakahPenggunaan Seliangan Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD N 2 Ketro Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011?”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan selingan dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD N 2 KETRO Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan melalui dua siklus. Pada siklus I direncanakan 2 kali pertemuan, dan siklus II. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan skor hasil belajar siswa dalam bentuk tes diakhir pembelajaran.

PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualtias sumber daya manusianya.
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas atau lebih dikenal dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilisator yang berperan dalam keberhasilan seorang siswa, sehingga guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang berperan sangat esensial dalam perkembangan sains dan teknologi. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk menguasai materi pelajaran kimia secara tuntas. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran kimia yang tercantum dalam kurikulum 2004, yaitu :

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MASALAH SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI

Dalam pendidikan suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan sebagai tolak ukur kemajuan bangsa berperan untuk membentuk individu yang beriman, bermoral dan berakhlak mulia serta berkualitas. Dalam hal ini peran guru sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Menurut pendapat Abis Syamsudin membedakan peranan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher). Dalam konsep pendidikan mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik secara informal dan non formal dalam rangka menunjukkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia tercipta suatu tahap kedewasaan. Dalam hal ini guru berperan sebagai konservator (pemelihara), transmitor (penerus), transformator (penerjemah) dan organisator (penyelenggara).
Menurut Gagne dan Berliner peran tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :

PENGGUNAAN MEDIA MODEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar mengajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Menurut Deci dan Ryan, guru adalah membantu siswa mengubah persepsi yang negative terhadap belajar dan belajar menjadi menyenangkan, karena di dalam proses pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling penting dan disegani siswa dan tidak heran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Banyak siswa yang memiliki nilai matematika yang rendah di banding dengan pelajaran lain, ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika dan banyak anak yang belum hafal dasar pengerjaan hitung khususnya penjumlahan dan pengurangan.

PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualtias sumber daya manusianya.
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas atau lebih dikenal dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilisator yang berperan dalam keberhasilan seorang siswa, sehingga guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR MASALAH SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI

Dalam pendidikan suatu bangsa, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan sebagai tolak ukur kemajuan bangsa berperan untuk membentuk individu yang beriman, bermoral dan berakhlak mulia serta berkualitas. Dalam hal ini peran guru sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Menurut pendapat Abis Syamsudin membedakan peranan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik (educator) dan pengajar (teacher). Dalam konsep pendidikan mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik secara informal dan non formal dalam rangka menunjukkan dirinya sesuai dengan tahapan tugas perkembangannya secara optimal sehingga ia tercipta suatu tahap kedewasaan. Dalam hal ini guru berperan sebagai konservator (pemelihara), transmitor (penerus), transformator (penerjemah) dan organisator (penyelenggara).
Menurut Gagne dan Berliner peran tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :

PENGGUNAAN MEDIA MODEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar mengajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Menurut Deci dan Ryan, guru adalah membantu siswa mengubah persepsi yang negative terhadap belajar dan belajar menjadi menyenangkan, karena di dalam proses pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling penting dan disegani siswa dan tidak heran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Banyak siswa yang memiliki nilai matematika yang rendah di banding dengan pelajaran lain, ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika dan banyak anak yang belum hafal dasar pengerjaan hitung khususnya penjumlahan dan pengurangan.

PENINGKATAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR STRUKTUR ATOM, SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR DAN IKATAN KIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun negara. Oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualtias sumber daya manusianya.
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas atau lebih dikenal dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilisator yang berperan dalam keberhasilan seorang siswa, sehingga guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan.

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA

Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan akan didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.
Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator.